Kematian orang asli Papua awal tahun 2013 karena kekurangan pelayanan kesehatan
meningkat drastis. Awal bulan April kita kanget mendengar 95 orang meninggal di
Kabupaten Tambrauw, Provinsi Papua Barat karena kelaparan dan wabah penyakit.
Lalu, di
pertengahan bulan yang sama kita dengar lagi 61 orang meninggal di Yahokimo
karena berbagai penyakit. Hal itu telah dimuat dalam http://tabloidjubi.com, Sebanyak
61 OAP (Orang Asli Papua) di pedalaman Yahukimo meninggal karena menderita
berbagai penyakit . Data ini tercatat dari 15 Januari 2013 hingga akhir 30
Maret 2013.
Seorang Pastor John Djonga menyatakan, mereka meninggal
akibat menderita berbagai penyakit, seperti, sesak nafas, menceret, sakit ulu
hati, cacingan, badan bengkak-bengkak, dan jantung bengkak. Pastor yang
bertugas di pedalaman Pegunungan Tengah ini melanjutkan, pelayanan publik di
pedalaman Papua sangat memprihatinkan.
Kematian ini
mungkin yang terdata. Saya yakin, di wilayah lain di Papua terjadi juga hal
yang sama. Mungkin di balik gunung sana. Ini terjadi karena pelayanan kesehatan
di era Otonomi Khusus Papua sangat buruk. Mereka tidak pernah disentuh oleh
pembangunan bidang kesehatan. Jangankan di pedalaman, pelayanan di kota saja
sangat buruk.
Kesehetan sangat
penting untuk diperhatikan oleh setiap elemen yang kedudukannya strategis. Elemen
yang paling utama memperhatikan adalah pemerintahan daerah baik itu di tingkat
provinsi maupn kabupaten.
Bukan hal kesehatan saja. Gizi bagi orang Papua sangat penting. Penyediaan bibit unggul yang bergizi sangat penting. Juga, pendidikan
atau keterampilan peternakan modern penting untuk kebutuhan gizi mereka. Lalu,
air bersih juga sangat minim di sana. Sampai saat ini tidak banyak orang Papua
nikmati air bersih. Hal ini disoroti juga oleh Wakil Uskup Timika di www.majalahselangkah.com edisi, 8
April 2013.
Untuk itu, saya harapkan
kepada pemerintah di tanah Papua untuk pikirkan serius hak kesehatan rakyat
Papua. Kesehatan yang baik dan menikmati layanan kesehatan dari pemerintah
menjadi hak sebagai warga negara. Apalagi tragedi itu terjadi di saat dana
trilyunan rupiah dikucurkan ke Papua?
Sangat ironis.
Mando
Mote adalah Mahasiswa Papua
Posting Komentar