Negara Cina, pada kesempatan APEC di Bali, baru saja melakukan
penandatanganan kerjasama dengan Indonesia. Papua jadi sorotan 27 kepala
Negara. Cina salah satu yang membawa modal 69 trilyun masuk Papua.
Infrastruktur, mineral gas dan perbankan.
Pertanyaannya, kerjasama dengan orang Papua
ataukah mendatangkan perusahaan dari Jakarta untuk mengambil saham dari
modal diatas. Tenaga kerjanya orang Papua sendiri ataukah pendudk dari
luar. Kue diatas mau dimakan orang Papua atau mebiarkan orang luar yang
makan?
Berdagang bukan semata milik kapitalisme,
sejak dahulukala, masyarakat pribumi telah melakukan perdagangan barter
(barang dengan barang). Piring gantung yang sekarang menjadi tradisi
pembayaran harta perkawinan di sebagian suku Papua, ceritanya, merupakan
proses pertukaran jaman ekspedisi rempah rempah yang dialakukan cina ke
Papua. Piring Kendi Keramik, ditukar dengan getah dammar dan bulu
burung kuning (cenderawasih).
Disaat Freeport, perusahaan AS yang sampai
sekarang masih kasih 1 persen ke Indonesia, merupakan salah satu
kekuatan terbesar di dunia, juga meningkatkan investasinya. AS-Cina
sudah ada peningkatan. Perdagangan kawasan meningkat. Sebelum 2015 pasar
bebas berlaku di Asia dan Pasifik, tahun 2013, langkah awal dari
ekonomi politik daerah Papua Barat di kawasan Asia Pasifik.
Peningkatan kerjasama dari Negara tirai bambu
itu lebih meningkat. Disatu sisi, investasi Amerika yang punya
Freeport, juga sudah puluhan tahun ada. Dari segi ekonomi investasi,
kedatangan mereka para pemodal ke Papua Barat justru mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun.
Perdagangan sudah dilakukan pada era
masyarakat pribumi. Konon, disebut dagang karena unsur jual beli
(barang/uang). Namun, hubungan dagang saling menguntungkan kedua belah
pihak. Negara dengan rakyatnya maupun pemilik modal. Imperialis karena
salah satu pihak justru tereksploitasi (korban dagang). Pengerukan
kekayaan alam yang menyiksakan penderitaan masyarakat, disitulah letak
imperialis. Jadi, berdagang belum tentu imperialis.
Cina dan Amerika
Amerika dengan cara beri bantuan kepada
daerah kekuasaan. Cina mengedepankan kedaulatan rakyat. Dua metode
tersebut kini lengkap di Papua. Namun, perlu suatu testimony akurat
sejauhmana, perjalanan kedua kekuatan dunia ini mempraktikkan kebijakan
mereka.
40 tahun Freeport sudah berdiri di Papua.
Masuknya Freeport memang mendapat dukungan pemerintah AS. Bangkai
kematian meningkat disini. Pola dimana, Etiopia di Afrika, kelaparan
dimana mana, karena hegemoni AS datang dengan imbalan investasi. Cina
merubah negri Afrika dengan menanamkan modal mereka. Uni Afrika
terbentuk, pembangunan modern dan berkelas. Afrika, sebagiannya kini
menata kedaulatan mereka.
Amerika yang menggelontorkan bantuan dan
bantuan kepada kawasan jajahannya, kini melemah. Defisit yang berujung
pada shutdown pula, disatu sisi, AS dituntut untuk mengangkat daerah
daerah yang dia kuasai sampai sekarang. Obama mengeraskan keinginan
mereka ke Asia Pasifik, tetapi juga fokus pada asia barat (timur
tengah). Kejayaan AS sendiri dengan prilaku yang melakat, perang dan
ekspansionis. Kini, kawasan pasifik justru rill terkendali Cina.
Pasifik dan Melanesian Raya
Sukses menata peradaban Afrika, kini Cina
bergeser ke Pasifik. Gedung Kantor MSG (Melanesian Spearhead Groub) di
Vanuatu, buah tangan dari Cina. Zona dagang pun terbentu. MSG-agreement
sudah ada. Uni Melanesia, cara Negara tirai bambu menumbuhkan kekuatan
dagang di kawasan pasifik.
Sementara AS sendiri, telah memperluas
pangkalan militer di Australia. Sebagai pengamanan lintas asia pasifik.
Kerjasama Amerika Serikat justru meningkat dikalangan kemiliteran. AS
mengedepankan perang pendudukan untuk mengais rejeki. Beda dengan Cina
yang soft perdagangan.
Ganti rezim ganti penguasaan. Proses
kedaulatan rakyat Papua, menjadi suatu kekususan sampai sekarang. Ruang
otsus membuka Tanah Papua kepada dunia. Namun, lagi dan lagi, instrument
berupa peraturan yang baik dan adil harus dilihat lebih utama dalam
menggapai kedaulatan orang Papua.
Belajar dari kehadiran Cina di Afrika dan
Pasifik Selatan. Front Sosialis Kanak (FLNKS) di Kaledonia Baru, masuk
sebagai anggota tetap zona dagang MSG, Aplikasi keanggotaan Papua pun
telah diterima. Kini Papua Barat menjadi salah satu daerah yang mendapat
dukungan ekonomi. Namun, apakah nantinya hubungan dagang secara
langsung diteken oleh Papua ataukah melalui pemerintahan pusat Indonesia
di Jakarta.
Kompetisi perdagangan dapat melatih menjadi
tangguh. Kompetensi dalam bisnis adalah hal wajar, terlibat secara
bersama menjadi partner, anti rasisme dan seterusnya. Ekonomi menadi
panglima bersama. Tetapi, kemudian menjadi kapitalisme atau kolonialisme
merupakan praktik yang berlebihan.
Pada berbagai kesempatan, saya selalu
tegaskan bahwa merdeka dengan pisah dari NKRI, dua kalimat yang
esensinya berbeda. Merdeka, belum tentu lepas dari NKRI, sebaliknya,
lepas dari NKRI belum tentu merdeka. Karena kemerdekaan yang saya
maksudkan adalah keberpihakan suprastruktur sistem kepada orang Papua
atau cara mengutamakan kepentingan rakyat diatas segala kepentingan,
inilah kemerdekaan. Keadilan harus milik semua orang, kebahagiaan juga
milik semua orang.SUMBERNYA.....Klik Me
Posting Komentar