Provinsi Papua mengalami kekurangan 6.000 tenaga kesehatan. Untuk
mengatasinya perlu dibuka sekolah-sekolah kesehatan di wilayah tersebut.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, drg Jofet
Rinta kepada wartawan di Jayapura, Selasa (23/4), seperti dilansir
suarapembaruan.com.
“Untuk meningkatkan jumlah tenaga kesehatan, kami mengusulkan dibuka sekolah-sekolah kesehatan di daerah,” ujarnya.
Selain tenaga kesehatan, fasilitas kesehatan di Papua juga masih
minim. Di Kabupaten Yahukimo misalnya, dari 51 distrik, hanya ada enam
puskesmas. Demikian juga dari 501 kampung, hanya tersedia 28 puskesmas
pembantu (pustu). Oleh karena itu, pihaknya terus mendorong peningkatan
infrastruktur pelayanan kesehatan.
Ketika ditanya tentang kasus meninggalnya 62 warga Distrik Samenage
seperti yang diungkapkan peraih Yap Thiam Hien Award 2009 Bidang
Penegakan Hak Asasi Manusia, Pastor Yohanes Djonga, Jofet mengakui
petugas kesehatan tidak berada di tempat, sehingga pasien tidak
tertangani dengan baik dan akhirnya meninggal.
Dia mengatakan, setelah mendengar kasus tersebut, dirinya langsung
menghubungi kepala Dinas Kesehatan Yahukimo. “Saya langsung merespons
setelah dapat email dari Pastor John Djonga. Malam itu juga saya
berkomunikasi dengan kepala Dinas Kesehatan Yahukimo untuk segera
melakukan investigasi ke kampung tersebut.”
Joset mengatakan untuk mengantisipasi kejadian serupa, Dinas Kesehatan Provinsi Papua telah membantu dana sebesar Rp 4 miliar.
”Kami sudah tegaskan kepada seluruh kepala Dinas Kesehatan di kota
dan kabupaten di Papua untuk melakukan revitalisasi posyandu. Khusus
untuk Yahukimo, kami bantu dana Rp 4 miliar untuk membayar petugas
kesehatan agar mau tinggal di sana,” kata Jofet.
Posting Komentar